Tuesday, October 25, 2011

HAKEKAT PEMBELAJARAN

Apa itu belajar ?
Kalau mendengar kata belajar, pasti kita akan membayangkan buku, sekolah, guru, dan siswa. Tapi tahukah kamu, pada dasarnya kegiatan belajar mengajar tidak hanya terjadi di sekolah dan melalui proses belajar mengajar seperti layaknya seorang guru dan siswa. Belajar itu adalah salah satu proses yang terjadi pada kehidupan manusia, baik itu sedikit atau banyak, sengaja atau tidak sengaja, proses belajar selalu terjadi pada manusia. Belajar dapat dilakukan di semua tempat dan dilakukan kapan pun kok. Selain itu, yang dipelajaripun dapat mencakup semua aspek kehidupan, baik manusia sebagai mahluk individual, sosial, di bidang industri, bidang klinis, bidang sosial dll. Jadi, dengan kata lain belajar dapat dilihat dari perilaku manusia. Tetapi perlu diketahui juga tidak semua perubahan perilaku pada manusia itu merupakan hasil belajar. Misalnya, seorang balita yang tidak bisa berdiri menjadi dapat bediri, hal ini disebut juga dengan hasil dari kematangan.

Nah, selanjutnya apa itu mengajar ?
Mengajar mempunyai dua arti, yaitu:
  1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa.
  2. Membimbing siswa.
Mengajar di sini adalah usaha dari pihak guru untuk mengatur lingkungan, sehingga terbentuk suasana belajar mengajar yang baik. Artinya yang belajar adalah anak itu sendiri dan berkat kegiatannya sendiri, sedangkan guru hanya dapat membimbing anak. Dalam membimbing tersebut guru tidak hanya menggunakan buku pelajaran semata, tetapi juga memanfaatkan segala faktor dalam lingkungan, termasuk dirinya, alat peraga, lingkungan, dan sumber-sumber lain.

Lalu, apa-apa saja ciri-ciri pembelajaran itu ?
Ciri-ciri Pembelajaran itu terdiri dari :
  1. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
  2. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
  3. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
  4. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
  5. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
  6. Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.

Apa tujuan dari pembelajaran itu ?

Tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional merupakan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran selesai dilakukan.
Tujuan instruksional ini ada dua, yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.
Kalau tujuan instruksional umum (TIU) telah tersedia di dalam kurikulum, sedangkan tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan hasil perencanaan dan perumusan guru, dimana merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum.
TIU menggunakan kata kerja yang bersifat umum dan memuat lebih dari satu pengertian, misalnya mengenal, mengerti, memahami, sehingga sulit diukur keberhasilannya atau dievaluasi. Sedangkan TIK menggunakan kata kerja yang bersifat operasional, dapat dikerjakan, yang memuat hanya satu pengertian, sehingga mudah diukur keberhasilannya atau dievaluasi.

Nb : Tujuan instruksional ini sebenarnya merupakan tujuan yang dijabarkan dari tujuan kurikuler.

Hasil belajar dapat tercermin melalui dampak pengajaran dan dampak pengiring, apabila dalam pembelajaran memperhatikan ketiga ranah tujuan pembelajaran, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotorik. Ketiga ranah tersebut harus tercermin dalam tujuan instruksional khusus (TIK) atau tujuan pembelajaran khusus (TPK).
Ranah kognitif yang terdiri dari:
  1. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
  2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
  3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. 
  4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 
  5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
  6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Ranah afektif yang terdiri dari:
  1. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
  2. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
  3. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
  4. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman  dan pegangan hidup.
  5. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.


Ranah psikomotorik yang terdiri dari:
  1. Persepsi, yang mencakup kemampuan membedakan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut.
  2. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gherakan atau rangkaian gerakan.
  3. Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan.erakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh.
  4. Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien, dan tepat.
  5. Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. 
  6. Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Apa-apa saja unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran ?
Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, artinya unsur-unsur yang diperlukan dalam belajar yang keadaannya dapat berubah-ubah, juga terdapat pada diri guru (motivasi dan kesiapan mengajar siswa), dan pada upaya guru menyiapkan bahan pembelajaran, alat bantu pembelajaran, suasana pembelajaran, dan kondisi atau kesiapan siswa mengikuti pembelajaran baik fisik maupun psikologis. Unsur-unsur ini kadang-kadang baik, dan pada suatu ketika dapat menurun atau hilang atau dapat mendukung (berpengaruh positif) atau sebaliknya menjadi penghambat (berpengaruh negatif).
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapatdibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.      Faktor internal.
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan faktor psikologis.
  •          Faktor biologis (jasmaniah)
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan, yaitu kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik
  •           Faktor psikologis (rohaniah)
Faktor psikologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan kondisi mental seseorang, yaitu kondisi mental yang mantap dan stabil diman akondisi ini tampak dalam bentuk sikap mental yang positif dalam menghadapi segala hal, terutama hal-hal yang berkaitan dalam proses belajar. Selain berkaitan erat dengan sikap mental yang positif, faktor psikologis ini meliputi intelegensi/tingkat kecerdasan, kemauan/minat,bakat, daya ingat dan daya konsentrasi.

b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan pembelajar dan sistem instruksional. Lingkungan belajar dapat dibedakan menjadi lingkungan dalam sekolah dan  dan lingkungan luar sekolah. Sedangkan sistem instruksional antara lain kurikulum, bahan ajar, metode, media, dan evaluasi. Penjelasannya sama dengan faktor dinamis belajar di atas.

Apa-apa saja media yang digunakan dalam pembelajaran ?
Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien. Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat berkomunikasi lebih mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah. Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraihtujuan-tujuan belajar. Apapun yang disampaikan oleh guru sebaiknya menggunakan media, paling tidak yang digunakannnya adalah media verbal yang berupa kata-kata yang diucapkan di hadapan siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses belajar mengajar dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Media pembelajaran juga dapatmembantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan dengan menarik danterpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Dampak positif dari penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
  1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
  2. Pengajaran bisa lebih menarik.
  3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpanbalik dan penguatan.
  4. Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
  5. Kualitas hasil pelajaran dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambarsebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.
  6. Pengajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pengajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
  7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
  8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar.
Jadi dari apa yang telah dijelaskan diatas, dapatlah diambil kesimpulan tentang hakekat pembelajaran ;
  1. Bahwa peristiwa belajar-mengajar terjadi kalau subyek didik (siswa) secara aktif berinteraksi dengan lingkungan yang telah diatur oleh guru. Didalam interaksi belajar-mengajar ini setiap siswa diperlakukan selayaknya manusia yang bermartabat yang minat dan potensinya perlu diwujudkan secara optimal
  2. Proses belajar-mengajar yang efektif memerlukan strategi dan media/teknologi pendidikan yang tepat.
  3. Program belajar-mengajar dirancang dilaksanakan sebagai suatu sistem
  4. Proses dan produk belajar perlu memperoleh perhatian yang seimbang didalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
  5. Pembentukan kemampuan professional keguruan perlu menggabungkan secara fungsionil antara teori dan praktek serta materi dan metodologi penyampaiannya.
  6. Pembentukan kemampuan professional keguruan memerlukan pengalaman lapangan yang bertahap secara teratur, mulai dari pengenalan medan (lingkungan), latihan keterampilan terbatas, sampai dengan pelaksanaan dan penghayatan tugas-tugas kependidikan secara utuh dan aktual.
  7. Tanda keberhasilan yang utama dalam pendidikan professional adalah penguasaan kemampuan melalui unjuk kerja.
  8. Materi pengajaran dan sistem penyampaiannya selalu berkembang.
Oleh : Indah Cahya Sagala, Ratih Pramita Silalahi, Susi Erni Yanti, Ramadhani Ritonga (Kel VI)